Minggu, 23 Agustus 2015

Khutbah Jum'at ; MARHABAN YAA RAMADHAN




إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ, نَحْمَدُهُ, وَنَسْتَعِينُهُ, وَنَسْتَغْفِرُهُ, وَنَعُوذُ بِاللَّهِ مِنْ شُرُورِ أَنْفُسِنَا, وَسَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا. مَنْ يَهْدِهِ اللَّهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ, وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ. أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ, وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ ,  اللهم صَلِّ وسَلِّمْ عَلَى سيدنا محمد، وَعَلىَ آلِهِ وَأصْحَابِهِ وَمَنْ وَالاَهُ أَمَّا بَعْدُ  :
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوتُنَّ إِلاَّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ ,
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلاً سَدِيدًا يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا.

Pada kesempatan yang berbahagia ini, saya berwasiat kepada diri dan keluarga saya sendiri dan kepada saudara-saudara sekalian, marilah kita tingkatkan Islam, iman dan taqwa kita kepada Allah Subhannahu wa Ta'ala karena hanya dengan Islam, iman dan taqwa itulah kita akan mendapatkan kebahagiaan baik di dunia terlebih lagi Insya Allah di akhirat
Ma’asyiral Muslimin Jama’ah  jum’ah rohimakumulloh.
 
Beberapa hari lagi, insya Allah, kita akan kedatangan tamu yang mulia lagi terhormat, bulan Ramadhan yang mubarak yang selalu dirindukan kedatangannya dan disayangkan kepergiannya. Betapa tidak, bagi muslim sejati Ramadhan adalah kekasih hati, ia bagaikan darah segar yang membangkitkan kembali semangat dan gairah yang mulai mengendor. Dialah syahrul mubarak, bulan yang penuh berkah dan ampunan. Hanya orang-orang munafiq, fasiq dan zhalim yang apatis dan mengabaikan kehadiran Ramadhan, bahkan mereka mencela, membenci, dan menganggapnya sebagai beban berat, pengekang hawa nafsu yang selama ini diperturutkan. Mereka tidak segan-segan makan dan minum di depan mereka yang tengah melaksanakan shiyam (puasa). Bahkan mereka dengan seenaknya berpesta pora dengan dosa dan kema’shiyatan, wal’iyaadzu billah.
Namun demikian kita kita tetap harus bersyukur, masih mayoritas dari kaum Muslimin melaksanakan puasa, meski harus kita akui dengan jujur bahwa masih banyak pula di antara mereka yang belum tepat dalam menyambut dan mengisi hari-hari yang penuh berkah tersebut. Bahkan masih banyak di kalangan kaum Muslimin yang belum mengerti hakikat dan keutamaan ibadah di bulan Ramadhan.

Ma’asyiral Muslimin Jama’ah  jum’ah rohimakumulloh.
Bulan Ramadhan adalah bulan yang mulia dan istimewa. Allah SWT telah mengistimewakannya daripada bulan-bulan lainnya dengan beberapa keistimewaan dan keutamaan, diantaranya :
1.      Bulan Ramadhan adalah syahrush-shiyam (bulan puasa)
Allah berfirman :
Barangsiapa di antara kamu hadir (di negeri tempat tinggalnya) di bulan itu, Maka hendaklah ia berpuasa pada bulan itu,. (QS. Al Baqarah:185)
Bulan Ramadhan menjadi istimewa karena di dalam bulan inilah dilaksanakan ibadah puasa (shiyam). Suatu ibadah yang begitu penting keberadaannya dan amat agung kedudukannya serta sangat besar ganjaran dan keutamaan bagi orang-orang yang melaksanakannya.
Shiyam adalah kewajiban bagi setiap Muslim, dan kita mengetahui bahwa amalan-amalan yang wajib itu lebih dicintai Allah SWT dari yang lain, bahkan shiyam adalah salah satu Rukun Islam  yang mana seseorang tidak menjadi Muslim yang benar kecuali bila ia menegakkan rukun-rukun Islam itu.
Firman Allah SWT :
  
“Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu, agar kamu bertaqwa” (QS. Al Baqarah : 183)

Bersabda Rasulullah           :
] بُنِيَ الإِسْلاَمُ عَلَى خَمْسٍ شَهَادَةَ أَنْ لاَإِلَهَ إِلاَّاللهُ وَأَنَّ مُحَمَّدًا رَسُوْلُ اللهِ وَإِقَامِ الصَّلاَةِ وَإِيْتَاءِ الزَّكَاةِ وَحَجِّ الْبَيْتِ وَصَوْمِ رَمَضَانَ [
“Ditegakkan Islam itu di atas lima perkara : Syahadat bahwa tidak ada Ilah yang disembah secara haq kecuali Allah, dan bahwa Muhammad utusan Allah, menegakkan shalat, menunaikan zakat, haji ke Baitullah, dan Shaum (puasa) bulan Ramadhan”. (HR. Bukhari dan Muslim, dari Abdullah Bin Umar)              .
Shiyam Ramadhan adalah amalan yang Allah peruntukkan untuk-Nya secara khusus, Dia-lah, Allah SWT yang menentukan ganjarannya.
Dari Abu Hurairah رحمه الله bahwasanya Rasulullah SAW bersabda :
 ] كُلُّ عَمَلِ إِبْنِ اَدَمَ لَهُ الْحَسَنَةُ بِعِشْرِأَمْثَا لِهَا إِلَى سَبْعِمِائَةَ ضِعْفٍ, قَالَ اللهُ: إِلاَّ الصِّيَامَ فَإِنَّهُ لِيْ وَأَنَا أَجْزِيْ بِهِ [
“Setiap amalan anak Adam adalah untuknya, kebaikan dibalas dengan pahala yang sepuluh kebaikan semisalnya sampai tujuh ratus kali lipat. Firman Allah :  Kecuali Shiyam (puasa), maka sungguh puasa adalah untuk-Ku dan Aku yang menentukan ganjarannya” (HR. Bukhari dan Muslim).

Berkata Abu ‘Ubaid رحمه الله sebagaimana dinukil dalam Lisanul ‘Arab :  “Sesungguhnya Allah mengkhususkan puasa itu untuk-Nya  dan Dia-lah yang akan memberi balasannya- padahal seluruh amal kebaikan adalah untuk Allah dan tentu Dia-lah  yang membalas untuk semuanya- karena puasa tidak nampak dari ucapan ataupun perbuatan anak Adam, sehingga tak terdeteksi  oleh Malaikat, karena puasa adalah suatu niat dalam hati, dan sikap menahan dari aktifitas makan minum, maka Allah SWT  yang menentukan balasannya dan melipat gandakannya sesuai keinginan-Nya”. Jadi bukan dari catatan Malaikat.

Al-Qurthubi رحمه الله berkata : “Karena amal-amal lain dapat dimasuki oleh riya, sementara puasa tidak ada yang mengetahuinya -dengan sekedar perbuatan puasa- kecuali Allah, maka Allah I menyandarkan puasa itu pada diri-Nya, karena itu Allah katakan dalam hadist (qudsi-pent): “ Dia (hamba-Ku yang berpuasa) meninggalkan syahwatnya karena Aku”.
Shiyam Ramadhan adalah sarana untuk mendapatkan ampunan serta hapusnya dosa dan kesalahan.
Dari Abu Hurairah ra bahwa Rasulullah SAW bersabda:
] مَنْ صَامَ رَمَضَانَ إِيْمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَلَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ [
“Barangsiapa yang berpuasa pada bulan Ramadhan dengan dasar keimanan dan mengharapkan Ridha Allah SWT pasti diampuni dosa-dosanya yang telah lalu” (HR. Bukhari dan Muslim).
Kata Al-‘Allamah Al-Albani رحمه الله : “Dan jika seseorang tidak mempunyai dosa, maka puasa baginya menjadi sebab terangkatnya derajatnya, seperti halnya para nabi yang ma’shum dari dosa-dosa”.
Dari Abu Hurairah رحمه الله pula, bahwasanya Rasulullah saw. bersabda :
]رَمَضَانُ إِلَى رَمَضَانَ مُكَفِّرَاتٌ لِمَا بَيْنَهُنَّ إِذَا اجْتُنِبَتِ الْكَبَائِرُ [
 “Bulan-bulan Ramadhan menghapuskan dosa di antaranya, apabila dosa-dosa besar dijauhi” (HR. Muslim).
Orang-orang berpuasa masuk syurga dari pintu khusus yang bernama Rayyaan seperti diriwayatkan oleh Imam Bukhari dari Sahl Bin Sa’ad رحمه الله bahwa Rasulullah saw bersabda yang artinya: “Sesungguhnya di syurga ada sebuah pintu yang bernama Rayyaan, orang-orang berpuasa masuk lewat pintu tersebut pada hari Qiyamat, tidak boleh seorang lainpun yang masuk lewat pintu itu, lalu dikatakan: Dimana orang-orang yang berpuasa lalu mereka bangkit (memasuki pintu tersebut), tak ada yang masuk selain mereka. Dan bila mereka telah masuk, pintu tersebut ditutup pula, maka tidak ada seorang lainpun yang bisa masuk (lewat pintu tersebut)”.
Kalaulah tidak ada hal lain yang terkandung dalam bulan Ramadhan kecuali dilaksanakannya puasa, yang merupakan salah satu rukun Islam, maka itu sudah cukup menjadikan bulan Ramadhan sebagai bulan yang sangat mulia dan sangat istimewa.
Ma’asyiral Muslimin Jama’ah  jum’ah rohimakumulloh.
2.      Bulan Ramadhan Adalah Syahrul Qur’an
Disebut demikian karena dalam bulan yang mulia ini Allah SWT menurunkan Al-Qur’an untuk pertama kali, dan turunnya Al-Qur’an merupakan momentum sejarah yang amat sakral karena Al-Qur’an adalah pedoman hidup bagi umat manusia. Allah berfirman:
] شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِيْ أُنْزِلَ فِيْهِ الْقُرْآنُ هُدًى لَّلنَّاسِ وَبَيِّنَاتٍ مِنَ الْهُدَى وَالْفُرْقَانِ [
“Bulan Ramadhan bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al Qur’an sebagai  petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang bathil)” (QS. Al Baqarah : 185)

Dengan Al-Qur’an Rasulullah SAW merubah kondisi jahiliyah yang hina-dina menjadi ummat ini yang berperadaban tinggi, diakui oleh kawan dan lawan.
Malam turunnya Al Qur’an tersebut disebut sebagai Lailatul Qadr (malam kemuliaan), ganjaran beribadah pada malam tersebut lebih baik dari pada ganjaran ibadah seribu bulan di luar Lailatul Qadr. Allah SWT telah mengabarkan dalam Al-Qur’an tentang turunnya Malaikat Jibril dan malaikat-malaikat yang lain, yang semakin menunjukkan keutamaan malam itu, karena itu Rasulullah SAW senantiasa berjaga-jaga, dan berusaha mendapatkan malam yang mulia itu,


Beliau SAW bersabda:
] مَنْ قَامَ لَيْلَةَ الْقَدْرِ إِيْمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ وَمَا تَأَخَّرَ [
 “Barang siapa yang mendirikan shalat malam pada malam lailatul qadar dengan iman dan mengharapkan ganjaran darinya maka akan dihapuskan darinya dosa-dosanya yang telah lalu”(HR. Bukhari)
Dari sisi lain, bulan Ramadhan memiliki korelasi yang begitu spesifik dengan Al-Qur’an dimana pada bulan Ramadhan ini Rasulullah SAW memberikan perhatian yang sangat besar dan prima pada tilawah Al-Qur’an, begitupun dengan sahabat-sahabat Beliau dan segenap generasi Salaf Ash-shaleh sesudah mereka. Setiap Ramadhan Rasulullah SAW mengecek kembali bacaan dan hafalan Qur’annya bersama Malaikat Jibril, Beliau tidak pernah lupa mengkhatamkan Al-qur’an secara tartil selama bulan Ramadhan.

 Ma’asyiral Muslimin Jama’ah  jum’ah rohimakumulloh.
3.      Bulan Ramadhan Adalah Bulan Keberkahan (شَهْرٌ بَرَكَةٌ)
Berkah artinya banyaknya kebaikan, dan pada bulan Ramadhan telah disyari’atkan banyak amalan-amalan kebajikan di samping puasa, baik itu yang bersifat ibadah ritual seperti Qiyamullail (shalat tarawih), tilawatul qur’an, dzikir, istighfar dan doa, i’tikaf pada sepuluh hari terakhir, umrah maupun amaliyah sosial seperti bersedekah, memberi makan orang berpuasa (pada waktu berbuka), dan sebagainya. Semua itu merupakan ladang-ladang kebajikan yang dengannya kaum Muslimin berlomba-lomba meraih janji-janji Allah  berupa rahmat dan ampunan, terkabulnya do’a dan permohonan, serta berlipat-gandanya ganjaran amal kebaikan. Camkanlah ucapan Rasulullah SAW ketika beliau menggembirakan para sahabat dengan kehadiran bulan yang mulia ini.
] قَدْجَاءَكُمْ شَهْرُ رَمَضَانَ شَهْرٌ مُبَارَكٌ كَتَبَ اللهُ عَلَيْكُمْ صِيَامُهُ فِيْهِ تُفْتَحُ أَبْوَابُ الْجَنَّةِ وَتُغْلَقُ فِيْهِ أَبْوَابُ الْجَحِيْمِ وَتُغَلُّ فِيْهِ الشَّيَاطِيْنُ فِيْهِ لَيْلَةٌ خَيْرٌ مِنْ أَلْفِ شَهْرٍ مَنْ حَرَمَ خَيْرَهَا فَقَدْ حُرِمَ [
“Telah tiba bulan Ramadhan, bulan yang penuh keberkahan, Allah telah mewajibkan atas kamu puasa di bulan ini, dalam bulan ini pintu-pintu syurga dibuka dan pintu-pintu neraka ditutup rapat-rapat, para syaitan dibelenggu. Dalam bulan ini ada suatu malam yang lebih baik daripada seribu bulan, siapa yang tidak mendapat kebaikan malam itu, sungguh ia telah rugi”. (HR. Ahmad dan An-Nasai dari Abu Hurairah ra.)

Dan dari Ubadah Bin Shamit ra bahwasanya Rasulullah SAW bersabda: “Telah datang Ramadhan pada kalian, bulan keberkahan, Allah SWT mengunjungi kalian pada bulan ini, lalu Dia menurunkan Rahmat-Nya dan menghapus kesalahan-kesalahan dan mengijabah (memenuhi) permohonan (do’a), Allah menyaksikan perlombaan kalian dalam bulan ini, dan membangga-banggakan kalian di hadapan para malaikat. Maka tunjukkanlah kepada Allah kebaikan dari diri-diri kalian, karena sesungguhnya orang yang sengsara adalah yang tidak mendapatkan rahmat Allah dalam bulan ini”. (HR. Thabrani)
Cukuplah hadits-hadits yang telah disebutkan di atas sebagai bukti dan gambaran betapa bulan Ramadhan adalah suatu ni’mat Allah SWT yang sangat besar untuk kaum Muslimin, dia adalah sebuah  kesempatan dan momentum yang amat berharga bagi kita untuk meraih berbagai anugerah yang dijanjikan kepada kita, terutama pengampunan dari Allah SWT serta dihapuskan-Nya dosa-dosa dari kesalahan kita karena dalam kehidupan ini, kita banyak melakukan kesalahan atau ma’shiat kepada Allah dan Rasul-Nya. Kema’shiatan yang bila terus berlanjut akan mengundang murka Allah SWT, cepat atau lambat, di dunia atau di akhirat.
Rasulullah SAW pernah mengaminkan malaikat Jibril yang mendo’akan neraka atas orang-orang yang mendapatkan bulan Ramadhan, lalu bulan mulia itupun berlalu, sementara orang tersebut tidak mendapatkan ampunan dari Allah SWT. (HR. Thabrani)
Mudah-mudahan kita termasuk orang yang benar-benar dapat mengisi hari-hari yang mulia di bulan Ramadhan tahun ini, dengan amal-amal shaleh sesuai yang dituntunkan dan dianjurkan oleh Rasulullah dan sahabat-sahabat beliau, begitupula para ulama-ulama yang mengikuti jejak mereka dalam setiap zaman karena hanya amal shalihlah yang mengantarkan kita untuk meraih segala keutamaan dan anugerah yang dijanjikan Allah SWT, dan marilah kita menyambut bulan yang mulia ini dengan penuh suka cita, kebahagiaan dan semangat baru serta tekad untuk menjadikan bulan tersebut sebagai langkah awal menuju pada babak baru dalam kehidupan ini, kehidupan yang diwarnai oleh iman dan taqwa, jauh dari noda-noda ma’shiat dan kekufuran, itulah hidup yang ideal bagi setiap Muslim dan hanya dengan hidup seperti itulah jaminan kebahagiaan dari Allah SWT akan diraih. Insya Allah Ta’ala.

باَرَكَ اللهُ ليِ وَلَكُمْ فيِ ْالقُرْآنِ اْلعَظِيْمِ – وَنَفَعَنيِ وَإِياَّكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآياَتِ وَالذِّكْرِ اْلحَكِيْمِ – وَتَقَبَّلَ مِنيِّ وَمِنْكُمْ تِلاَوَتَهُ إِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ اْلعَلِيْم – أَقُوْلُ قَوْليِ هَذَا وَاسْتَغْفُرُ اللهَ اْلعَظِيْم ليِ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ اْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَات وَاْلمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَات فَاسْتَغْفِرُوْهُ إِنَّهُ هُوَ اْلغَفُوْرُ الرَّحِيْمِ.




                   Khotbah 2

اَلْحَمْدُ للهِ عَلىَ اِحْسَانِهِ وَالشُّكْرُ لَهُ عَلىَ تَوْفِيْقِهِ وَاِمْتِنَانِهِ. اَشْهَدُ اَنْ لاَ اِلَهَ اِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَاَشْهَدُ اَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الدَّاعِى اِلىَ رِضْوَانِهِ. اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَِعَلَى اَلِهِ وَاَصْحَابِهِ وَسَلِّمْ تَسْلِيْمًا كَِثيْرًااَمَّا بَعْدُ فَياَ اَيُّهَا النَّاسُ اِتَّقُوااللهَ فِيْمَا اَمَرَ وَانْتَهُوْا عَمَّا نَهَى  وَاعْلَمُوْا اَنَّ اللهّ اَمَرَكُمْ بِاَمْرٍ بَدَأَ فِيْهِ بِنَفْسِهِ وَثَـنَى بِمَلآ ئِكَتِهِ بِقُدْسِهِ  
وَقَالَ تَعاَلَى اِنَّ اللهَ وَمَلآ ئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِى يآ اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اللهم صل و سلم و بارك على سيدنا محمد, وَعَلَى آلِ سَيِّدِناَ مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَنْبِيآئِكَ وَرُسُلِكَ وَمَلآئِكَةِ اْلمُقَرَّبِيْنَ وَارْضَ اللّهُمَّ عَنِ اْلخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ اَبِى بَكْرٍوَعُمَروَعُثْمَان وَعَلِى وَعَنْ بَقِيَّةِ الصَّحَابَةِ وَالتَّابِعِيْنَ وَتَابِعِي التَّابِعِيْنَ لَهُمْ بِاِحْسَانٍ اِلَىيَوْمِ الدِّيْنِ وَارْضَ عَنَّا مَعَهُمْ بِرَحْمَتِكَ   يَا اَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ
اَللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ اَلاَحْيآءُ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ اللهُمَّ اَعِزَّ اْلاِسْلاَمَ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَأَذِلَّ الشِّرْكَ وَاْلمُشْرِكِيْنَ وَانْصُرْ عِبَادَكَ اْلمُوَحِّدِيَّةَ وَانْصُرْ مَنْ نَصَرَ الدِّيْنَ وَاخْذُلْ مَنْ خَذَلَ اْلمُسْلِمِيْنَ وَ دَمِّرْ اَعْدَاءَالدِّيْنِ وَاعْلِ كَلِمَاتِكَ اِلَى يَوْمَ الدِّيْنِ. اللهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا اْلبَلاَءَ وَاْلوَبَاءَ وَالزَّلاَزِلَ وَاْلمِحَنَ وَسُوْءَ اْلفِتْنَةِ وَاْلمِحَنَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ عَنْ بَلَدِنَا اِنْدُونِيْسِيَّا خآصَّةً وَسَائِرِ اْلبُلْدَانِ اْلمُسْلِمِيْنَ عآمَّةً يَا رَبَّ اْلعَالَمِيْنَ. رَبَّنَا آتِناَ فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. رَبَّنَا ظَلَمْنَا اَنْفُسَنَاوَاِنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ اْلخَاسِرِيْنَ.
عِبَادَاللهِ ! اِنَّ اللهَ يَأْمُرُنَا بِاْلعَدْلِ وَاْلاِحْسَانِ وَإِيْتآءِ ذِى اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشآءِ وَاْلمُنْكَرِِ وَاْلبَغْي يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ  وَاذْكُرُوااللهَ اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ اَكْبَرْ
السلام عليكم ورحمة الله وبركاته

Silahkan baca juga >>>>:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 
10 Khasiat dan manfaat Ayat Kursi: " 1. Sesiapa yang membaca ayat Kursi dengan istikamah setiap kali selesai sembahyang fardhu, setiap pagi dan petang, setiap kali masuk kerumah atau kepasar, setiap kali masuk ke tempat tidur dan musafir, insyaallah akan diamankan dari godaan syaitan dan kejahatan raja-raja (pemerintah) yang kejam, diselamatkan dari kejahatan manusia dan kejahatan binatang yang memudharatkan. Terpelihara dirinya dann keluarganya, anak-anak nya, hartanya, rumahnya dari kecurian, kebakaran dan kekaraman. 2. Terdapat keterangan dalam kitab Assarul Mufidah, barang siapa yang mengamalkan membaca ayat kursi, setiap kali membaca sebanyak 18 kali, inyaallah ia akan hidup berjiwa tauhid, dibukakan dada dengan berbagai hikmat, dimudahkan rezekinya, dinaikkan martabatnya, diberikan kepadanya pengaruh sehingga orang selalu segan kepadanya, diperlihara dari segala bencana dengan izin Allah s.w.t. 3. Seorang ulama Hindi mendengar dari salah seorang guru besarnya dari Abi Lababah r.a, membaca ayat Kursi sebanyak anggota sujud (7 kali) setiap hari ada benteng pertahanan Rasulallah s.a.w. 4. Syeikh Abul ‘Abas alBunni menerangkan: “Sesiapa membaca ayat Kursi sebanyak hitungan kata-katanya (50 kali), di tiupkan pada air hujan kemudian diminumnya, maka inysyaallah tuhan mencerdaskan akalnya dan memudahkan faham pada pelajaran yang dipelajari. 5. Sesiapa yang membaca ayat Kursi selepas sembahyang fardhu, Tuhan akan mengampunkan dosanya. Sesiapa yang membacanya ketika hendak tidur, terpelihara dari gangguan syaitan, dan sesiapa yang membacanya ketika ia marah, maka akan hilang rasa marahnya. 6. Syeikh alBuni menerangkan: Sesiapa yang membaca ayat Kursi sebanyak hitungan hurufnya (170 huruf), maka insyaallah, Tuhan akan memberi pertolongan dalam segala hal dan menunaikan segala hajatnya, dam melapangkan fikiranyan, diluluskan rezekinya, dihilangkan kedukaannya dan diberikan apa yang dituntutnya. 7. Barang siapa membaca ayat Kursi ketika hendak tidur, maka Tuhan mewakilkan dua malaikat yang menjaga selama tidurnya sampai pagi. 8. Abdurahman bin Auf menerangkan bahawa, ia apabila masuk kerumahnya dibaca ayat Kursi pada empat penjuru rumahnya dan mengharapkan dengan itu menjadi penjaga dan pelindung syaitan. 9. Syeikh Buni menerangkan: sesiapa yang takut terhadap serangan musuh hendaklah ia membuat garis lingkaran denga nisyarat nafas sambil membaca ayat Kuris. Kemudian ia masuk bersama jamaahnya kedalam garis lingkaran tersebut menghadap kearah musuh, sambil membaca ayat Kursi sebayak 50 kali, atau sebanayk 170 kali, insyaallah musuh tidak akan melihatnya dan tidak akan memudharatkannya. 10. Syeikul Kabir Muhyiddin Ibnul Arabi menerangkan bahawa; sesiapa yang membaca ayat Kursi sebayak 1000 kali dalam sehari semalam selama 40 hari, maka demi Allah, demi Rasul, demi alQuran yang mulia, Tuhan akan membukakan baginya pandangan rohani, dihasilkan yang dimaksud dan diberi pengaruh kepada manusia. (dari kitab Khawasul Qur’an)"