إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ, نَحْمَدُهُ, وَنَسْتَعِينُهُ,
وَنَسْتَغْفِرُهُ, وَنَعُوذُ بِاللَّهِ مِنْ شُرُورِ أَنْفُسِنَا, وَسَيِّئَاتِ
أَعْمَالِنَا. مَنْ يَهْدِهِ اللَّهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ, وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ
هَادِيَ لَهُ.
أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ, وَأَشْهَدُ
أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ , اللهم صَلِّ وسَلِّمْ عَلَى سيدنا محمد،
وَعَلىَ آلِهِ وَأصْحَابِهِ وَمَنْ وَالاَهُ أَمَّا بَعْدُ :
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ
تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوتُنَّ إِلاَّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ ,
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ
وَقُولُوا قَوْلاً سَدِيدًا يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ
ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا.
Pada kesempatan yang berbahagia ini,
saya berwasiat kepada diri dan keluarga saya sendiri dan kepada saudara-saudara
sekalian, marilah kita tingkatkan Islam, iman dan taqwa kita kepada Allah
Subhannahu wa Ta'ala karena hanya dengan Islam, iman dan taqwa itulah kita akan
mendapatkan kebahagiaan baik di dunia terlebih lagi Insya Allah di akhirat
Ma’asyiral Muslimin Jama’ah
jum’ah rohimakumulloh.
Beberapa hari lagi, insya Allah, kita akan kedatangan tamu
yang mulia lagi terhormat, bulan Ramadhan yang mubarak yang selalu dirindukan
kedatangannya dan disayangkan kepergiannya. Betapa tidak, bagi muslim sejati
Ramadhan adalah kekasih hati, ia bagaikan darah segar yang membangkitkan
kembali semangat dan gairah yang mulai mengendor. Dialah syahrul mubarak, bulan
yang penuh berkah dan ampunan. Hanya orang-orang munafiq, fasiq dan zhalim yang
apatis dan mengabaikan kehadiran Ramadhan, bahkan mereka mencela, membenci, dan
menganggapnya sebagai beban berat, pengekang hawa nafsu yang selama ini
diperturutkan. Mereka tidak segan-segan makan dan minum di depan mereka yang
tengah melaksanakan shiyam (puasa). Bahkan mereka dengan seenaknya berpesta
pora dengan dosa dan kema’shiyatan, wal’iyaadzu billah.
Namun demikian
kita kita tetap harus bersyukur, masih mayoritas dari kaum Muslimin
melaksanakan puasa, meski harus kita akui dengan jujur bahwa masih banyak pula
di antara mereka yang belum tepat dalam menyambut dan mengisi hari-hari yang
penuh berkah tersebut. Bahkan masih banyak di kalangan kaum Muslimin yang belum
mengerti hakikat dan keutamaan ibadah di bulan Ramadhan.
Ma’asyiral Muslimin Jama’ah
jum’ah rohimakumulloh.
Bulan Ramadhan
adalah bulan yang mulia dan istimewa. Allah SWT telah mengistimewakannya
daripada bulan-bulan lainnya dengan beberapa keistimewaan dan keutamaan,
diantaranya :
1.
Bulan Ramadhan adalah syahrush-shiyam
(bulan puasa)
Allah berfirman
:
Barangsiapa di antara kamu hadir (di
negeri tempat tinggalnya) di bulan itu, Maka hendaklah ia berpuasa pada bulan
itu,. (QS. Al
Baqarah:185)
Bulan Ramadhan
menjadi istimewa karena di dalam bulan inilah dilaksanakan ibadah puasa
(shiyam). Suatu ibadah yang begitu penting keberadaannya dan amat agung
kedudukannya serta sangat besar ganjaran dan keutamaan bagi orang-orang yang
melaksanakannya.
Shiyam adalah kewajiban
bagi setiap Muslim, dan kita mengetahui bahwa amalan-amalan yang wajib itu
lebih dicintai Allah SWT dari yang lain, bahkan shiyam adalah salah satu Rukun Islam yang mana seseorang tidak menjadi Muslim yang
benar kecuali bila ia menegakkan rukun-rukun Islam itu.
Firman Allah
SWT :
“Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan
atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu, agar
kamu bertaqwa” (QS. Al Baqarah : 183)
Bersabda
Rasulullah :
] بُنِيَ
الإِسْلاَمُ عَلَى خَمْسٍ شَهَادَةَ أَنْ لاَإِلَهَ إِلاَّاللهُ وَأَنَّ
مُحَمَّدًا رَسُوْلُ اللهِ وَإِقَامِ الصَّلاَةِ وَإِيْتَاءِ الزَّكَاةِ وَحَجِّ
الْبَيْتِ وَصَوْمِ رَمَضَانَ [
“Ditegakkan Islam itu di atas lima
perkara : Syahadat bahwa tidak ada Ilah yang disembah secara haq kecuali Allah,
dan bahwa Muhammad utusan Allah, menegakkan shalat, menunaikan zakat, haji ke
Baitullah, dan Shaum (puasa) bulan Ramadhan”. (HR. Bukhari dan Muslim, dari
Abdullah Bin Umar) .
Shiyam
Ramadhan adalah amalan yang Allah peruntukkan untuk-Nya secara khusus, Dia-lah,
Allah SWT yang menentukan ganjarannya.
Dari
Abu Hurairah رحمه
الله
bahwasanya Rasulullah SAW bersabda :
]
كُلُّ عَمَلِ إِبْنِ اَدَمَ لَهُ الْحَسَنَةُ بِعِشْرِأَمْثَا لِهَا إِلَى
سَبْعِمِائَةَ ضِعْفٍ, قَالَ اللهُ: إِلاَّ الصِّيَامَ فَإِنَّهُ لِيْ وَأَنَا
أَجْزِيْ بِهِ [
“Setiap amalan anak Adam adalah
untuknya, kebaikan dibalas dengan pahala yang sepuluh kebaikan semisalnya
sampai tujuh ratus kali lipat. Firman Allah :
Kecuali Shiyam (puasa), maka sungguh puasa adalah untuk-Ku dan Aku yang
menentukan ganjarannya” (HR. Bukhari dan Muslim).
Berkata
Abu ‘Ubaid رحمه
الله
sebagaimana dinukil dalam Lisanul ‘Arab :
“Sesungguhnya Allah mengkhususkan puasa itu untuk-Nya dan Dia-lah yang akan memberi balasannya- padahal
seluruh amal kebaikan adalah untuk Allah dan tentu Dia-lah yang membalas untuk semuanya- karena puasa
tidak nampak dari ucapan ataupun perbuatan anak Adam, sehingga tak
terdeteksi oleh Malaikat, karena puasa
adalah suatu niat dalam hati, dan sikap menahan dari aktifitas makan minum,
maka Allah SWT yang menentukan
balasannya dan melipat gandakannya sesuai keinginan-Nya”. Jadi bukan dari
catatan Malaikat.
Al-Qurthubi
رحمه الله
berkata : “Karena amal-amal lain dapat
dimasuki oleh riya, sementara puasa tidak ada yang mengetahuinya -dengan
sekedar perbuatan puasa- kecuali Allah, maka Allah I menyandarkan puasa itu pada
diri-Nya, karena itu Allah katakan dalam hadist (qudsi-pent): “ Dia (hamba-Ku
yang berpuasa) meninggalkan syahwatnya karena Aku”.
Shiyam
Ramadhan adalah sarana untuk mendapatkan ampunan serta hapusnya dosa dan
kesalahan.
Dari
Abu Hurairah ra bahwa Rasulullah SAW bersabda:
] مَنْ صَامَ
رَمَضَانَ إِيْمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَلَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ [
“Barangsiapa
yang berpuasa pada bulan Ramadhan dengan dasar keimanan dan mengharapkan Ridha
Allah SWT pasti diampuni dosa-dosanya yang telah lalu” (HR. Bukhari dan
Muslim).
Kata
Al-‘Allamah Al-Albani رحمه
الله
: “Dan jika seseorang tidak mempunyai
dosa, maka puasa baginya menjadi sebab terangkatnya derajatnya, seperti halnya
para nabi yang ma’shum dari dosa-dosa”.
Dari
Abu Hurairah رحمه
الله
pula, bahwasanya Rasulullah saw. bersabda :
]رَمَضَانُ
إِلَى رَمَضَانَ مُكَفِّرَاتٌ لِمَا بَيْنَهُنَّ إِذَا اجْتُنِبَتِ الْكَبَائِرُ [
“Bulan-bulan Ramadhan menghapuskan dosa di
antaranya, apabila dosa-dosa besar dijauhi” (HR. Muslim).
Orang-orang
berpuasa masuk syurga dari pintu khusus yang bernama Rayyaan seperti
diriwayatkan oleh Imam Bukhari dari Sahl Bin Sa’ad رحمه الله bahwa Rasulullah saw bersabda yang
artinya: “Sesungguhnya di syurga ada sebuah pintu yang bernama Rayyaan,
orang-orang berpuasa masuk lewat pintu tersebut pada hari Qiyamat, tidak boleh
seorang lainpun yang masuk lewat pintu itu, lalu dikatakan: Dimana orang-orang
yang berpuasa lalu mereka bangkit (memasuki pintu tersebut), tak ada yang masuk
selain mereka. Dan bila mereka telah masuk, pintu tersebut ditutup pula, maka
tidak ada seorang lainpun yang bisa masuk (lewat pintu tersebut)”.
Kalaulah
tidak ada hal lain yang terkandung dalam bulan Ramadhan kecuali dilaksanakannya
puasa, yang merupakan salah satu rukun Islam, maka itu sudah cukup menjadikan
bulan Ramadhan sebagai bulan yang sangat mulia dan sangat istimewa.
Ma’asyiral Muslimin Jama’ah
jum’ah rohimakumulloh.
2.
Bulan Ramadhan
Adalah Syahrul Qur’an
Disebut
demikian karena dalam bulan yang mulia ini Allah SWT menurunkan Al-Qur’an untuk
pertama kali, dan turunnya Al-Qur’an merupakan momentum sejarah yang amat
sakral karena Al-Qur’an adalah pedoman hidup bagi umat manusia. Allah
berfirman:
] شَهْرُ رَمَضَانَ
الَّذِيْ أُنْزِلَ فِيْهِ الْقُرْآنُ هُدًى لَّلنَّاسِ وَبَيِّنَاتٍ مِنَ الْهُدَى
وَالْفُرْقَانِ [
“Bulan Ramadhan bulan yang di
dalamnya diturunkan (permulaan) Al Qur’an sebagai petunjuk bagi manusia dan
penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan
yang bathil)” (QS. Al Baqarah : 185)
Dengan
Al-Qur’an Rasulullah SAW merubah kondisi jahiliyah yang hina-dina menjadi ummat
ini yang berperadaban tinggi, diakui oleh kawan dan lawan.
Malam
turunnya Al Qur’an tersebut disebut sebagai Lailatul Qadr (malam kemuliaan),
ganjaran beribadah pada malam tersebut lebih baik dari pada ganjaran ibadah
seribu bulan di luar Lailatul Qadr. Allah SWT telah mengabarkan dalam Al-Qur’an
tentang turunnya Malaikat Jibril dan malaikat-malaikat yang lain, yang semakin
menunjukkan keutamaan malam itu, karena itu Rasulullah SAW senantiasa
berjaga-jaga, dan berusaha mendapatkan malam yang mulia itu,
Beliau
SAW bersabda:
] مَنْ قَامَ
لَيْلَةَ الْقَدْرِ إِيْمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ
ذَنْبِهِ وَمَا تَأَخَّرَ [
“Barang siapa yang mendirikan shalat malam
pada malam lailatul qadar dengan iman dan mengharapkan ganjaran darinya maka
akan dihapuskan darinya dosa-dosanya yang telah lalu”(HR. Bukhari)
Dari
sisi lain, bulan Ramadhan memiliki korelasi yang begitu spesifik dengan
Al-Qur’an dimana pada bulan Ramadhan ini Rasulullah SAW memberikan perhatian
yang sangat besar dan prima pada tilawah Al-Qur’an, begitupun dengan
sahabat-sahabat Beliau dan segenap generasi Salaf Ash-shaleh sesudah mereka.
Setiap Ramadhan Rasulullah SAW mengecek kembali bacaan dan hafalan Qur’annya
bersama Malaikat Jibril, Beliau tidak pernah lupa mengkhatamkan Al-qur’an
secara tartil selama bulan Ramadhan.
Ma’asyiral Muslimin Jama’ah
jum’ah rohimakumulloh.
3.
Bulan Ramadhan
Adalah Bulan Keberkahan (شَهْرٌ
بَرَكَةٌ)
Berkah
artinya banyaknya kebaikan, dan pada bulan Ramadhan telah disyari’atkan banyak
amalan-amalan kebajikan di samping puasa, baik itu yang bersifat ibadah ritual
seperti Qiyamullail (shalat tarawih), tilawatul qur’an, dzikir, istighfar dan
doa, i’tikaf pada sepuluh hari terakhir, umrah maupun amaliyah sosial seperti
bersedekah, memberi makan orang berpuasa (pada waktu berbuka), dan sebagainya.
Semua itu merupakan ladang-ladang kebajikan yang dengannya kaum Muslimin
berlomba-lomba meraih janji-janji Allah berupa
rahmat dan ampunan, terkabulnya do’a dan permohonan, serta berlipat-gandanya
ganjaran amal kebaikan. Camkanlah ucapan Rasulullah SAW ketika beliau
menggembirakan para sahabat dengan kehadiran bulan yang mulia ini.
] قَدْجَاءَكُمْ
شَهْرُ رَمَضَانَ شَهْرٌ مُبَارَكٌ كَتَبَ اللهُ عَلَيْكُمْ صِيَامُهُ فِيْهِ
تُفْتَحُ أَبْوَابُ الْجَنَّةِ وَتُغْلَقُ فِيْهِ أَبْوَابُ الْجَحِيْمِ وَتُغَلُّ
فِيْهِ الشَّيَاطِيْنُ فِيْهِ لَيْلَةٌ خَيْرٌ مِنْ أَلْفِ شَهْرٍ مَنْ حَرَمَ
خَيْرَهَا فَقَدْ حُرِمَ [
“Telah tiba bulan Ramadhan, bulan
yang penuh keberkahan, Allah telah mewajibkan atas kamu puasa di bulan ini,
dalam bulan ini pintu-pintu syurga dibuka dan pintu-pintu neraka ditutup
rapat-rapat, para syaitan dibelenggu. Dalam bulan ini ada suatu malam yang
lebih baik daripada seribu bulan, siapa yang tidak mendapat kebaikan malam itu,
sungguh ia telah rugi”. (HR. Ahmad dan An-Nasai dari Abu Hurairah ra.)
Dan
dari Ubadah Bin Shamit ra bahwasanya Rasulullah SAW bersabda: “Telah datang Ramadhan pada kalian, bulan
keberkahan, Allah SWT mengunjungi kalian pada bulan ini, lalu Dia menurunkan
Rahmat-Nya dan menghapus kesalahan-kesalahan dan mengijabah (memenuhi)
permohonan (do’a), Allah menyaksikan perlombaan kalian dalam bulan ini, dan
membangga-banggakan kalian di hadapan para malaikat. Maka tunjukkanlah kepada Allah
kebaikan dari diri-diri kalian, karena sesungguhnya orang yang sengsara adalah
yang tidak mendapatkan rahmat Allah dalam bulan ini”. (HR. Thabrani)
Cukuplah
hadits-hadits yang telah disebutkan di atas sebagai bukti dan gambaran betapa
bulan Ramadhan adalah suatu ni’mat Allah SWT yang sangat besar untuk kaum
Muslimin, dia adalah sebuah kesempatan
dan momentum yang amat berharga bagi kita untuk meraih berbagai anugerah yang
dijanjikan kepada kita, terutama pengampunan dari Allah SWT serta dihapuskan-Nya
dosa-dosa dari kesalahan kita karena dalam kehidupan ini, kita banyak melakukan
kesalahan atau ma’shiat kepada Allah dan Rasul-Nya. Kema’shiatan yang bila
terus berlanjut akan mengundang murka Allah SWT, cepat atau lambat, di dunia
atau di akhirat.
Rasulullah
SAW pernah mengaminkan malaikat Jibril yang mendo’akan neraka atas orang-orang
yang mendapatkan bulan Ramadhan, lalu bulan mulia itupun berlalu, sementara
orang tersebut tidak mendapatkan ampunan dari Allah SWT. (HR. Thabrani)
Mudah-mudahan
kita termasuk orang yang benar-benar dapat mengisi hari-hari yang mulia di
bulan Ramadhan tahun ini, dengan amal-amal shaleh sesuai yang dituntunkan dan
dianjurkan oleh Rasulullah dan sahabat-sahabat beliau, begitupula para
ulama-ulama yang mengikuti jejak mereka dalam setiap zaman karena hanya amal
shalihlah yang mengantarkan kita untuk meraih segala keutamaan dan anugerah
yang dijanjikan Allah SWT, dan marilah kita menyambut bulan yang mulia ini
dengan penuh suka cita, kebahagiaan dan semangat baru serta tekad untuk
menjadikan bulan tersebut sebagai langkah awal menuju pada babak baru dalam
kehidupan ini, kehidupan yang diwarnai oleh iman dan taqwa, jauh dari noda-noda
ma’shiat dan kekufuran, itulah hidup yang ideal bagi setiap Muslim dan hanya
dengan hidup seperti itulah jaminan kebahagiaan dari Allah SWT akan diraih.
Insya Allah Ta’ala.
باَرَكَ اللهُ ليِ وَلَكُمْ فيِ
ْالقُرْآنِ اْلعَظِيْمِ – وَنَفَعَنيِ وَإِياَّكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآياَتِ
وَالذِّكْرِ اْلحَكِيْمِ – وَتَقَبَّلَ مِنيِّ وَمِنْكُمْ تِلاَوَتَهُ إِنَّهُ
هُوَ السَّمِيْعُ اْلعَلِيْم – أَقُوْلُ قَوْليِ هَذَا وَاسْتَغْفُرُ اللهَ
اْلعَظِيْم ليِ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ اْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَات
وَاْلمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَات فَاسْتَغْفِرُوْهُ إِنَّهُ هُوَ اْلغَفُوْرُ
الرَّحِيْمِ.
Khotbah 2
اَلْحَمْدُ للهِ عَلىَ اِحْسَانِهِ
وَالشُّكْرُ لَهُ عَلىَ تَوْفِيْقِهِ وَاِمْتِنَانِهِ. اَشْهَدُ اَنْ لاَ اِلَهَ
اِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَاَشْهَدُ اَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا
عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الدَّاعِى اِلىَ رِضْوَانِهِ. اللهُمَّ صَلِّ عَلَى
سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَِعَلَى اَلِهِ وَاَصْحَابِهِ وَسَلِّمْ تَسْلِيْمًا
كَِثيْرًااَمَّا بَعْدُ فَياَ اَيُّهَا النَّاسُ اِتَّقُوااللهَ فِيْمَا اَمَرَ
وَانْتَهُوْا عَمَّا نَهَى وَاعْلَمُوْا
اَنَّ اللهّ اَمَرَكُمْ بِاَمْرٍ بَدَأَ فِيْهِ بِنَفْسِهِ وَثَـنَى بِمَلآ
ئِكَتِهِ بِقُدْسِهِ
وَقَالَ تَعاَلَى اِنَّ اللهَ وَمَلآ
ئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِى يآ اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا
عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اللهم صل و سلم و بارك على سيدنا محمد, وَعَلَى
آلِ سَيِّدِناَ مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَنْبِيآئِكَ وَرُسُلِكَ وَمَلآئِكَةِ
اْلمُقَرَّبِيْنَ وَارْضَ اللّهُمَّ عَنِ اْلخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ اَبِى
بَكْرٍوَعُمَروَعُثْمَان وَعَلِى وَعَنْ بَقِيَّةِ الصَّحَابَةِ وَالتَّابِعِيْنَ
وَتَابِعِي التَّابِعِيْنَ لَهُمْ بِاِحْسَانٍ اِلَىيَوْمِ الدِّيْنِ وَارْضَ
عَنَّا مَعَهُمْ بِرَحْمَتِكَ يَا اَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ
اَللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ
وَاْلمُؤْمِنَاتِ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ اَلاَحْيآءُ مِنْهُمْ
وَاْلاَمْوَاتِ اللهُمَّ اَعِزَّ اْلاِسْلاَمَ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَأَذِلَّ الشِّرْكَ
وَاْلمُشْرِكِيْنَ وَانْصُرْ عِبَادَكَ اْلمُوَحِّدِيَّةَ وَانْصُرْ مَنْ نَصَرَ
الدِّيْنَ وَاخْذُلْ مَنْ خَذَلَ اْلمُسْلِمِيْنَ وَ دَمِّرْ اَعْدَاءَالدِّيْنِ
وَاعْلِ كَلِمَاتِكَ اِلَى يَوْمَ الدِّيْنِ. اللهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا اْلبَلاَءَ
وَاْلوَبَاءَ وَالزَّلاَزِلَ وَاْلمِحَنَ وَسُوْءَ اْلفِتْنَةِ وَاْلمِحَنَ مَا
ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ عَنْ بَلَدِنَا اِنْدُونِيْسِيَّا خآصَّةً وَسَائِرِ
اْلبُلْدَانِ اْلمُسْلِمِيْنَ عآمَّةً يَا رَبَّ اْلعَالَمِيْنَ. رَبَّنَا آتِناَ
فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ.
رَبَّنَا ظَلَمْنَا اَنْفُسَنَاوَاِنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا
لَنَكُوْنَنَّ مِنَ اْلخَاسِرِيْنَ.
عِبَادَاللهِ ! اِنَّ اللهَ
يَأْمُرُنَا بِاْلعَدْلِ وَاْلاِحْسَانِ وَإِيْتآءِ ذِى اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ
اْلفَحْشآءِ وَاْلمُنْكَرِِ وَاْلبَغْي يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ وَاذْكُرُوااللهَ اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ
وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ اَكْبَرْ
السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
Silahkan baca juga >>>>:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar