(9x)اللهُ أَكْبَرُ كَبِيْرًا وَالْحَمْدُ للهِ كَثِيْرًا
وَسُبْحَانَ اللهِ بُكْرَةً وَّأَصِيْلاً لآإِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ، صَدَقَ
وَعْدَهُ وَنَصَرَ عَبْدَهُ وَأَعَزَّجُنْدَهُ وَهَزَمَ الأَحْزَابَ وَحْدَهُ
لآإِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَلاَ نَعْبُدُ إِلاَّ إِيَّاهُ مُخْلِصِيْنَ لَهُ
الدِّيْنُ وَلَوْ كَرِهَ الْكَافِرُوْنَ وَلَوْ كَرِهَ الْمُشْرِكُوْنَ وَلَوْ
كَرِهَ الْمُنَافِقُوْنَ. الْحَمْدُ
للهِ الَّذِيْ جَعَلَ رَمَضَانَ شَهْرُ الصِّيَامِ لِلْمُؤْمِنِيْنَ، وَجَعَلَ
عِيْدَ الْفِطْرِ ضِيَافَةً لِلصَّائِمِيْنَ، وَفَرْحَةً لِلْمُتَّقِيْنَ،
أَشْهَدُ أَنْ لآإِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَشَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ
سَيِّدَنَا وَنَبِيَّنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ، صَادِقُ الْوَعْدِ
الأَمِيْن، اللهم فَصَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلىَ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ،
وَعَلىَ آلهِ وَأَصْحَابِ الْكِرَامِ، وَسَلِّمْ تَسْلِيْمًا كَثِيْرًا كَثِيْرًا
، أَمَّا بَعْدُ: فَيَاعِبَادَ
اللهِ أُوْصِيْكُمْ وَإِيَّايَ بِتَقْوَى اللهِ وَطَاعَتِهِ فَقَدْ فَازَ
الْمُتَّقُوْن
Hadirin jama’ah shalat id yang berbahagia….
Sejak tadi malam telah berkumandang
alunan suara takbir, tasbih, tahmid dan tahlil sebagai bentuk ungkapan rasa
syukur kepada Allah SWT atas kemenangan besar yang yang dijanjikan oleh Allah
bagi kaum muslimin yang telah menjalankan ibadah puasa Ramadhan selama satu
bulan penuh. Sebagaimana firman Allah subhanahu wa ta’ala :
وَلِتُكْمِلُوااْلعِدَّةَ وَلِتُكَبِّرُاللهَ عَلَى مَا
هَدَاكُمْ ولَعَلَّكُمْ تَشْكُرُوْنَ
“Dan hendaklah kamu mencukupkan
bilangannya dan hendaklah kamu mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang
diberikan kepadamu, supaya kamu bersyukur.”
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
“Hiasilah hari rayamu dengan
takbir.”
Marilah kita selalu meningkatkan kualitas ketaqwaan kita kepada Allah: dengan jalan melaksanakan segala perintah-Nya, dan
menjahui semua yang dilarangan-Nya.
Pada kesempatan
pagi ini kita
berada dalam suasana kebahagiaan, berkat pertolongan Allah, kita telah diberi
kekuatan melaksanakan
ibadah puasa selama bulan ramadhan, sebagai manifestasi ketaqwaan kita kepada Allah. Kita melaksanakan ibadah puasa ini semata-mata karena
yakin atas perintahNya yang diwajibkan kepada kita dan yakin pula atas
janji-janjiNya dengan keampunan dan pahala yang besar serta kemenangan,
sebagaimana yang disampaikan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam
yaitu:
إِنَّ اللهَ عَزَّ وَجَلَّ فَرَضَ صِيَامَ رَمَضَانَ
وَسَنَنْتُ قِيَامَهُ فَمَنْ صَامَهُ وَقَامَهُ إِحْتِسَابًا خَرَجَ مِنَ
الذُّنُوْبِ كَيَوْمِ وَلَدَتْهُ أُمُّهُ.
Sesungguhnya Allah yang Maha Mulia
lagi Maha Tinggi mewajibkan puasa Ramadhan dan aku mensunnahkan shalat dimalam
harinya. Barangsiapa puasa Ramadhan dan shalat malam dengan mengharap ridha
Allah, maka dia keluar dari dosanya seperti bayi yang dilahirkan ibunya (HR. Ahmad).
Seiring dengan berlalunya Bulan suci
Ramadhan. Banyak hikmah, faidah dan fadhilah yang dapat kita petik untuk
menjadi bekal dalam mengarungi kehidupan yang akan datang. Jika bisa
diibaratkan, Ramadhan adalah sebuah madrasah penggemblengan terhadap dua
perkara, yaitu hawa nafsu dan hati.
1.Hawa Nafu.
Dalam diri setiap manusia terdapat
nafsu, seperti nafsu ammarah, nafsu ingin menang sendiri dan nafsu syahwat.
Semua nafsu ini selalu mengarah dan mengajak kepada keburukan. Karena itulah
Allah dan RasulNya memerintahkan agar selalu berjuang keras untuk menahan dari
keinginan hawa nafsu,terutama pada bulan ramadhan. Seorang mujahid terbesar
adalah seorang mampu berjuang atau berjihad melawan diri sendiri
( اَلْمُجَاهِدُ
مَنْ جَاهَدَ هَوَاهُ ).
Sebenarnya
nafsu ini hanya satu, tetapi ia dapat bersiat ammarah, bersifat lawwamah dan
terakhir dapat meningkat kepada muthmainnah. Muthmainnah inilah merupakan
puncak kesempurnaan dan kebaikan nafsu insani. Karena nafsu muthmainnah selalu
berteman dan berada di sisi Malaikat. Senantiasa berusaha untuk mengabdi kepada
Allah swt.
Sedangkan nafsu
ammarah selalu berdampingan dengan setan. Menggoda dan mempengaruhi manusia
dengan janji-janji palsu, mengajar manusia mengerjakan kebatilan dan
kemaksiatan. Nafsu ammarah merupakan nafsu yang menjadi penghalang bagi nafsu
muthmainnah untuk mencapai tingkat kesempurnaan. Begitulah seterusnya, bahwa
dalam kehidupan kita ada dua nafsu yang selalu berlawanan.
Imam Ghazali mengatakan bahwa pada
diri manusia terdapat empat sifat, tiga sifat berpotensi untuk mencelakakan
manusia, satu sifat berpotensi mengantarkan manusia menuju pintu kebahagiaan.
Pertama, sifat kebinatangan (بَهِيْمَةْ);
tanda-tandanya menghalalkan segala cara untuk mencapai tujuan tanpa rasa malu.
Pada bulan ramadhan kita dilatih untuk makan sahur dan bukanya dengan yang
halal.
Kedua, sifat buas (سَبُعِيَّةْ) ;
tanda-tandanya banyaknya kezhaliman dan sedikit keadilan. Yang kuat selalu
menang sedangkan yang lemah selalu kalah meskipun benar. Pada bulan ramadhan
kita dilatih menahan amarah, sehingga kalau ada yang mengajak bertengkar maka
dianjurkan mengatakan “aku sedang berpuasa.
Ketiga sifat syaithaniyah;
tanda-tandanya mempertahankan hawa nafsu yang menjatuhkan martabat manusia.
Pada bulan ramadhan kita dilatih dengan mendengarkan banyak nasehat dan latihan
mengamalkan perintah Allah.
Sedangkan satu-satunya sifat yang
membahagiakan adalah sifat rububiyah (رُبُوْبِيَّةْ); ditandai dengan keimanan, ketakwaan dan kesabaran yang
telah kita bina bersama-sama sepanjang bulan Ramadhan. Orang yang dapat dengan
baik mengoptimalkan sifat rububiyah di dalam jiwanya niscaya jalan hidupnya
disinari oleh cahaya Al-Qur'an, prilakunya dihiasi budi pekerti yang luhur
(akhlaqul karimah).
2.Hati
Hati memiliki kedudukan yang sangat
penting karena baik dan buruknya seseorang sangat tergantung pada bagaimana
keadaan hatinya, bila hatinya baik, maka baiklah orang itu dan bila hatinya
buruk, buruklah orang itu. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
أَلاَ إِنَّ فِى الْجَسَدِ مُضْغَةً إِذَا صَلَحَتْ صَلَحَ
الْجَسَدُ كُلُّهُ وَإِذَا فَسَدَتْ فَسَدَ الْجَسَدُ كُلُّهُ أَلاَ وَهِيَ
الْقَلْبُ
Ingatlah, di dalam tubuh manusia
terdapat segumpal daging. Apabila ia baik, baiklah anggota tubuh dan apabila ia
buruk, buruk pulalah tubuh manusia. Ingatlah, segumpal daging itu adalah hati (HR. Bukhari dan Muslim).
Oleh karena itu hati harus kita
perlakukan dengan baik dalam kehidupan ini.
Pertama, hati harus dibuka dan jangan sampai kita tutup. Yang
menutup hati biasanya orang-orang kafir sehingga peringatan dan petunjuk tidak
bisa masuk ke dalam hatinya, Allah subhanahu wa ta’ala berfirman:
إِنَّ الَّذِينَ كَفَرُواْ سَوَاءٌ عَلَيْهِمْ أَأَنذَرْتَهُمْ
أَمْ لَمْ تُنذِرْهُمْ لاَ يُؤْمِنُونَ خَتَمَ اللّهُ عَلَى قُلُوبِهمْ
وَعَلَى سَمْعِهِمْ وَعَلَى أَبْصَارِهِمْ غِشَاوَةٌ وَلَهُمْ عَذَابٌ عظِيمٌ
Sesungguhnya orang-orang kafir, sama
saja bagi mereka, kamu beri peringatan atau tidak kamu beri peringatan, mereka
tidak akan beriman. Allah telah mengunci-mati hati dan pendengaran mereka, dan
penglihatan mereka ditutup. Dan bagi mereka siksa yang amat berat. (QS
Al-Baqarah [2]:6-7)
Orang kafir sangat membenci
Rasulullah shallallahu
‘alaihi wasallam, tetapi setelah masuk Islam menjadi
orang yang sangat mencintai Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam lebih dari dirinya sendiri bahkan nyawanya sendiri.
Kedua hati dibersihkan. Hati akan terkontaminasi oleh
kotornya dosa-dosa, sehingga kita dianjurkan untuk memohon ampun dan bertaubat
dari dosa. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
التاَّ ئِبُ مِنَ الذَنْبِ كَمَنْ لاَ ذَنْبَ لَهُ
Orang yang bertaubat dari dosanya
seperti orang yang tidak menyandang dosa (HR. Thabrani).
Hati yang bersih akan membuat
seseorang menjadi sangat sensitif terhadap dosa, karena dosa adalah kekotoran
yang membuat manusia menjadi hina, Allah subhanahu wa ta’ala berfirman:
وَلاَ تُخْزِنِي يَوْمَ يُبْعَثُونَ. يَوْمَ لاَ يَنفَعُ مَالٌ
وَلاَ بَنُونَ. إِلاَّ مَنْ أَتَى اللَّهَ بِقَلْبٍ سَلِيمٍ
Dan janganlah engkau hinakan aku
pada hari mereka dibangkitkan, (yaitu) di hari harta dan anak-anak laki-laki
tidak berguna, kecuali orang yang menghadap Allah dengan hati yang bersih (QS
Asy-Syu’araa [26]:87-89).
Ketiga, hati dilembutkan.
Hati menjadi keras karena lalai pada perintah Allah dan lalai dari mengingat
Allah / berdzikir. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
لاَ تُكْثِرُواالْكَلاَمَ بِغَيْرِ ذِكْرِ اللهِ, فَإِنَّ كَثْرَةَ
الْكَلاَمِ بِغَيْرِ ذِكْرِ اللهِ تَعَالَى قَسْوَةٌ لِلْقَلْبِ, وَإِنَّ
أََبْعَدَ النَّاسِ مِنَ اللهِ الْقَلْبُ الْقَاسِى
Janganlah kalian banyak berbicara
yang bukan (dalam rangka) dzikir kepada Allah. Karena banyak bicara yang bukan
(dalam rangka) dzikir kepada Allah akan membuat hati keras. Sementara manusia
yang paling jauh dari Allah adalah yang hatinya keras (HR. Tirmidzi).
Untuk bisa melembutkan hati, kita
bisa melakukannya dengan banyak cara, di antaranya menyayangi anak yatim dan
orang-orang miskin. Dalam satu hadits disebutkan:
أنَّ رَجُلاً شَكَا إلَى رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ قَسْوَةَ قَلْبِهِ فَقَالَ: إِمْسَحْ رَأْسَ الْيَتِيْمِ وَ أَطْعِمِ
الْمِسْكِيْنِ
Seorang lelaki pernah datang kepada
Rasulullah shallallahu
‘alaihi wasallam seraya melaporkan kekerasan hatinya,
maka beliau menasihatinya: “Usaplah kepala anak yatim dan berilah makanan
kepada orang miskin” (HR. Ahmad).
Karena itu, amat disayangkan bila
ada orang yang hatinya keras bagaikan batu sehingga sulit untuk diberi nasihat
dan peringatan sebagaimana yang terjadi pada Bani Israil seperti yang
disebutkan Allah subhanahu wa ta’ala dalam firman-Nya:
ثُمَّ قَسَتْ قُلُوبُكُم مِّن بَعْدِ ذَلِكَ فَهِيَ
كَالْحِجَارَةِ أَوْ أَشَدُّ قَسْوَةً وَإِنَّ مِنَ الْحِجَارَةِ لَمَا
يَتَفَجَّرُ مِنْهُ الأَنْهَارُ وَإِنَّ مِنْهَا لَمَا يَشَّقَّقُ فَيَخْرُجُ
مِنْهُ الْمَاء وَإِنَّ مِنْهَا لَمَا يَهْبِطُ مِنْ خَشْيَةِ اللّهِ وَمَا اللّهُ
بِغَافِلٍ عَمَّا تَعْمَلُونَ
Kemudian setelah itu hatimu menjadi
keras seperti batu, bahkan lebih keras lagi. Padahal di antara batu-batu itu
sungguh ada yang mengalir sungai-sungai daripadanya dan di antaranya sungguh
ada yang terbelah lalu keluarlah mata air daripadanya dan di antaranya sungguh
ada yang meluncur jatuh, karena takut kepada Allah. Dan Allah sekali-kali tidak
lengah dari apa yang kamu kerjakan. (QS Al-Baqarah [2]:74).
Keempat, hati harus disehatkan.
Hati yang sehat adalah hati yang mempunyai iman yang sempurna kepada Allah,
sedangkan hati yang sakit ada sifat kemunafikan dalam hati. Allah subhanahu
wa ta’ala berfirman:
وَمِنَ النَّاسِ مَن يَقُولُ آمَنَّا بِاللّهِ وَبِالْيَوْمِ
الآخِرِ وَمَا هُم بِمُؤْمِنِينَ. يُخَادِعُونَ اللّهَ وَالَّذِينَ آمَنُوا وَمَا
يَخْدَعُونَ إِلاَّ أَنفُسَهُم وَمَا يَشْعُرُونَ. فِي قُلُوبِهِم مَّرَضٌ
فَزَادَهُمُ اللّهُ مَرَضاً وَلَهُم عَذَابٌ أَلِيمٌ بِمَا كَانُوا يَكْذِبُونَ
Di antara manusia ada yang
mengatakan: “Kami beriman kepada Allah dan Hari kemudian”, padahal mereka itu
sesungguhnya bukan orang-orang yang beriman. Mereka hendak menipu Allah dan
orang-orang yang beriman, pada hal mereka hanya menipu dirinya sendiri sedang
mereka tidak sadar. Dalam hati mereka ada penyakit, lalu ditambah Allah
penyakitnya; dan bagi mereka siksa yang pedih,disebabkan mereka berdusta. (QS
Al-Baqarah [2]:8-10)
Kelima, hati ditajamkan.
Hati yang tajam adalah hati yang memahami perintah Allah dan
RasulNya. Dalam keadaan apapun ingin selalu melaksanakan perintah dan mencintai
Allah dan RasulNya. Dari tidur sampai tidur kembali mengusahakan agar semua
aktifitas sehari-hari menjadi bernilai ibadah disisi Allah.
Setelah satu bulan kita menunaikan
ibadah puasa, kini tiba saatnya hariraya Idul Fitri, hari yang penuh
kebahagiaan dan kemenangan bagi kita semua ummat Islam yang telah memenuhi
kewajiban berpuasa pada bulan ramadhan.
اِذَاصَامُوْاشَهْرَرَمَضَانَ وَخَرَجُوْا اِلَى عِيْدِهِمْ،
يَقُوْلُ اللهُ تَعَالَى: يَا مَلَائِكَتِيْ كُلُّ عَامِلٍ
يَطْلُبُ اَجْرَهُ، وَ عِبَادِ يَ الَّذِيْنَ صَامُوْا شَهْرَهُمْ، وَخَرَجُوْا
اِلَى عِيْدِهِمْ، يَطْلُبُوْنَ اُجُوْرَهُمْ، اِشْهَدُوْا اَنِّيْ قَدْ غَفَرْتُ
لَهُمْ، فَيُنَادِيْ مُنَادٍ يَااُمَّةَ مُحَمَّدٍ، اِرْجِعُوْا اِلَى
مَنَازِلِكُمْ، قَدْ بَدَّلْتُ سَيِّئَاتِكُمْ حَسَنَاتٍ فَيَقُوْلُ اللهُ
تَعَالَى: يَاعِبَادِيْ صُمْتُمْ لِىْ وَ اَفْطَرْتُمْ لِيْ فَقُوْمُوْا
مَغْفُوْرًالَكُمْ
Artinya : Apabila orang-orang telah
selesai berpuasa pada bulan ramadhan, lalu keluar menuju (shalat) hari raya
mereka, maka Allah ta’ala berfirman : Wahai malaikat-malaikatKu, setiap yang
beramal tentu mengharap pahalanya, dan sekarang hambaKu yang telah berpuasa
selama sebulan dan keluar menuju (shalat) hari raya mereka dan mereka mengharap
balasannya, maka saksikanlah olehmu sekalian bahwa Aku telah benar-benar
mengampuni mereka. Kemudian ada suatu panggilan yang menyeru,”Wahai ummat
Muhammad, kembalilah kalian ke rumah masing-masing, sesungguhnya kesalahan
kalian telah diganti dengan kebajikan”. Lalu Allah ta’ala berfirman,”Wahai
hambaKu, kalian telah berpuasa untukKu dan berbuka untukKu, maka bangunlah
kalian dalam keadaan telah mendapatkan ampunan.”
Namun sebelum hari idul fitri
diperintahkan membayar zakat fitrah. Abdullah bin Umar radahiyallahu anhu
berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda :
فَرَضَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمْ
زَكَاةَ الفِطْرِ صَاعًا مِنْ تَمْرٍ اَوْ صَاعًا مِنْ شَعِيْرٍ عَلَى العَبْدِ
وَالحُرِّ وَالذَّكِرَ وَالأُنْثَى وَالصَّغِيْرِ وَالكَبِيْرِ مِنَ
المُسْلِمِيْنَ
Artinya : Zakat fitrah pada bulan
ramadhan adalah 1 sha’ kurma atau 1 sha’ gandum, wajib bagi seorang hamba
sahaya dan yang merdeka, laki-laki dan perempuan, orang dewasa dan anak-anak
dari kaum muslimin (HR Bukhari dan Muslim)
Untuk apa kita diperintah menunaikan
zakat fitrah ? Zakat fitrah ini merupakan kunci pembuka dan penyempurna agar
ibadah puasa ramadhan kita diterima oleh Allah, sebagaimana sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam :
شَهْرُ رَمَضَانَ مُعَلَّقٌ بَيْنَ السَّمَا ءِ وَالأَرْضِ
وَلاَ يُرْفَعُ اِلَى اللهِ اِلاَّ بِزَكَاةِ الفِطْرِ
Artinya : Bulan ramadhan tergantung
diantara langit dan bumi, dan tidak akan diangkat kehadapan Allah, kecuali
dengan zakat fitrah (HR Ibnu Syahin).
Waktu pelaksanaannya sebagaimana
disabdakan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam :
فَرَضَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمْ
زَكَاةَ الفِطْرِ طُهْرَةٌ للِصَّائِمِ مِنَ اللَّغْوِوَالرَّفَثِ وَطُعْمَةٌ
لِلْمَسَاكِيْنِ فَمَنْ اَدَّهَا قَبْلَ الصَّلاَةِ فَهِيَ زَكَاةٌ مَقْبُوْلَةٌ
وَ مَنْ اَدَّهَا بَعْدَالصَّلاَةِ فَهِيَ صَدَقَةٌ مِنَ الصَّدَقَاتِ
Artinya : Zakat fitrah adalah
pembersih bagi orang yang berpuasa dari perbuatan yang sia-sia dan perkataan
yang kotor, dan sebagai hidangan bagi orang miskin. Barangsiapa yang
menunaikannya sebelum shalat Ied maka ia termasuk zakat fitrah yang diterima,
dan barangsiapa yang menunaikan sesudah shalat Ied, maka ia termasuk sedekah
biasa (HR Abu Daud dan Ibnu Majah)
Selanjutnya kita akan memasuki suasana
di luar bulan ramadhan, maka bagaimana kita tetap berusaha menjadikan kita
selalu didalam ampunan Allah dan dalam usaha tetap menjaga ketaqwaan kita
kepada Allah. Allah subhanahu wa ta’ala berfirman :
وَسَارِعُوا إِلَىٰ مَغْفِرَةٍ مِّن رَّبِّكُمْ وَجَنَّةٍ
عَرْضُهَا السَّمَاوَاتُ وَالْأَرْضُ أُعِدَّتْ لِلْمُتَّقِينَ ﴿١٣٣﴾
الَّذِينَ يُنفِقُونَ فِي السَّرَّاءِ وَالضَّرَّاءِ وَالْكَاظِمِينَ الْغَيْظَ
وَالْعَافِينَ عَنِ النَّاسِ ۗ وَاللَّـهُ يُحِبُّ الْمُحْسِنِينَ ﴿١٣٤﴾
“Dan bersegeralah kamu kepada
ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang seluas langit dan bumi yang
disediakan untuk orang-orang yang bertakwa, (yaitu) orang-orang yang
menafkahkan (hartanya) baik diwaktu lapang maupun sempit dan dan orang-orang
yang menahan amarahnya dan mema'afkan (kesalahan) orang. Allah menyukai
orang-orang yang berbuat kebajikan."
(QS Ali Imran: 134)
Manusia tingkatan I, menafkahkan
harta dalam masa lapang dan sempit
Manusia tingkatan II, menahan amarah
pada ada orang yang berbuat salah kepada kita,
Manusia tingkatan III, manusia ini tidak hanya mampu menahan
amarahnya ketika ada orang lain yang berbuat salah kepadanya tetapi dia mampu
dengan ikhlas mau memaafkannya.
Manusia tingkatan IV, (yang paling
mulya dan disukai oleh Allah subhanahu wa ta’ala) , yakni manusia yang
bukan sekedar mampu menahan amarah, atau mampu memaafkan kesalahan orang lain,
tetapi lebih dari itu, manusia tersebut mampu berbuat baik kepada orang yang
pernah melakukan kesalahan kepadanya.
Dalam satu hadits disebutkan bahwa
shalat dan puasa belum cukup membawa seseorang ke surga sampai dadanya bersih
dari dendam, hatinya penyayang, dan berbelas kasih terhadap sesama.
Janji Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam yang
patut untuk direnungkan. Beliau shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
“Barangsiapa menjamin untukku satu perkara, aku jamin untuknya empat
perkara. Hendaknya dia bersilaturrahim, niscaya keluarganya akan mencintainya,
diperluas baginya rezekinya, ditambah umurnya dan Allah memasukkannya ke dalam
syurga yang dijanjikan-Nya.” (HR. Ar-Rabii’)
اَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ. وَاَمَّا
مَنْ خَافَ مَقَامَ ربِّهِ ونَهَيَ النَّفْسَ عَنِ اْلَهوَى فَاِنَّ الْجَنَّةَ
هِيَ اْلمَأْوَى. جَعَلَنَا اللهُ
وَاِيَّاكُمْ مِنَ اْلعَائِدِيْنَ وَاْلفَائِزِيْنَ وَاْلمَقْبُوْلِيْنَ
وَاَدْخَلَنَا وَاِيَّاكُمْ فِى زُمْرَةِ عِبَادِهِ الصَّالِحِيْنَ وَاَقُوْلُ
قَوْلِى هَذَا وَاسْتَغْفِرُ لِى وَلَكُمْ وَلِوَالِدَيَّ وَلِسَائِرِ
اْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ فَاسْتَغْفِرْهُ اِنَّهُ هُوَاْلغَفُوْرُ
الرَّحِيْمُ
Khutbah Kedua
الله أكبر ×٧ كَبِيْرًا وَالْحَمْدُ للهِ كَثِيْرًا
وَسُبْحَانَ اللهِ بُكْرَةً وَّأَصِيْلاً لآإِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَاللهُ أَكْبَرُ
وَلِلَّهِ الْحَمْدُ. اللَّهُمَّ لَكَ الْحَمْدُ كُلُّهُ وَلَكَ الشُّكْرُ كُلُّهُ
وَإِلَيْكَ يَرْجِعُ اْلأَمْرُ كُلُّهُ عَلاَ نِيتُهُ وَسِرُّهُ، فَأَهْلٌ أَنْتَ
أَنْ تُحْمَدَ، وَأَهْلٌ أَنْتَ أَنْ تُعْبَدَ، وَأَنْتَ عَليَ كُلِّ شَيْئٍ
قَدِيْرٌ. اللهم لَكَ الْحَمْدُ حَتَّي تَرْضَي، وَلَكَ الْحَمْدُ إِذاَ رَضِيْتَ
وَلَكَ الْحَمْدُ بَعْدَ الرِّضاَ.
أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ
اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا
عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الدَّاعِي إِلَى رِضْواَنِهِ. اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى
عَبْدِكَ وَرَسُوْلِكَ سَيِّدِناَ وَشَفِيْعِناَ وَمَوْلاَناَ مُحَمَّدٍ وَعَلىَ
آلِهِ وَأَصْحاَبِهِ وَسَلَّمَ تَسْلِيْماً كَثِيْرًا.
أَمَّا بَعْدُ: فَيَا أَيُّهَا
النَّاسُ اتَّقُوااللهَ فِيْماَ أَمَرَ وَانْتَهَوْا فِيْماَ نَهَى وَزَجَرَ،
وَاعْلَمُوْا أَنَّ الله أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ بَدَأَ فِيْهِ بِنَفْسِهِ وَثَنَّى
بِمَلَائِكَتِهِ بِقَوْلِهِ عَزَّ مِنْ قَائِل: إِنَّ اللهَ وَمَلَائِكَتَهُ
يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ، يَاَأيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ
وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ
وَعَلَى أَنْبِيَائِكَ وَرُسُلِكَ وَمَلَائِكَتِكَ الْمُقَرَّبِيْنَ، وَارْضَ
اَللَّهُمَّ عَنِ الْخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ الْمَهْدِيِّيْنَ: أَبِيْ بَكْرٍ
وَعُمَرَ وَعُثْمَانَ وَعَلِيُّ وَعَنْ بَقِيَّةِ الصَّحَابَةِ وَالتَّابِعِيْنَ
وَتَابِعِى التَّابِعِيْنَ لَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ وَارْضَ
عَناَّ مَعَهُمْ بِرَحْمَتِكَ ياَ أَرْحَمَ الراَّحِمِيْنَ. اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِناَتِ
وَالْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِماَتِ اْلأَحْياَءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْواَتِ إِنَّكَ
سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعَواَتِ ياَ قاَضِيَ الْحاَجاَتِ
Ya Allah, ampunilah dosa kaum
muslimin dan muslimat, mu’minin dan mu’minat, baik yang masih hidup maupun yang
telah meninggal dunia. Sesungguhnya Engkau Maha Mendengar, Dekat dan
Mengabulkan doa.
اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ
وَالْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَأَصْلِحْ ذَاتَ بَيْنَهُمْ وَأَلِّفْ بَيْنَ
قُلُوْبِهِمْ وَاجْعَل فِي قُلُوْبِهِمُ الْإِيْمَانَ وَالْحِكْمَةَ وَثَبِّتْهُمْ
عَلَى مِلَّةِ رَسُوْلِكَ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمْ وَأَوْزِعْهُمْ أَنْ
يُوْفُوْا بِعَهْدِكَ الَّذِي عَاهَدْتَهُمْ عَلَيْهِ وَانْصُرْهُمْ عَلَى
عَدُوِّكَ وَعَدُوِّهِمْ إِلهَ الْحَقِّ وَاجْعَلْنَا مِنْهُمْ
Ya Allah, ampunilah kaum mukminin
dan mukminat, muslimin dan muslimat, perbaikilah di antara mereka, lembutkanlah
hati mereka dan jadikanlah hati mereka keimanan dan hikmah, kokohkanlah mereka
atas agama Rasul-Mu shallallahu ‘alaihi wasallam,
berikanlah mereka agar mampu menunaikan janji yang telah Engkau buat dengan
mereka, menangkan mereka atas musuh-Mu dan musuh mereka, wahai Ilah yang hakو
jadikanlah kami termasuk dari mereka.
اَللَّهُمَّ انْصُرْنَا فَاِنَّكَ خَيْرُ النَّاصِرِيْنَ
وَافْتَحْ لَنَا فَاِنَّكَ خَيْرُ الْفَاتِحِيْنَ وَاغْفِرْ لَنَا فَاِنَّكَ
خَيْرُ الْغَافِرِيْنَ وَارْحَمْنَا فَاِنَّكَ خَيْرُ الرَّاحِمِيْنَ وَارْزُقْنَا
فَاِنَّكَ خَيْرُ الرَّازِقِيْنَ وَاهْدِنَا وَنَجِّنَا مِنَ الْقَوْمِ
الظَّالِمِيْنَ وَالْكَافِرِيْنَ.
Ya Allah, tolonglah kami,
sesungguhnya Engkau adalah sebaik-baik pemberi pertolongan. Menangkanlah kami,
sesungguhnya Engkau adalah sebaik-baik pemberi kemenangan. Ampunilah kami,
sesungguhnya Engkau adalah sebaik-baik pemberi pemberi ampun. Rahmatilah kami,
sesungguhnya Engkau adalah sebaik-baik pemberi rahmat. Berilah kami rizki
sesungguhnya Engkau adalah sebaik-baik pemberi rizki. Tunjukilah kami dan
lindungilah kami dari kaum yang dzalim dan kafir.
اللّهمَّ حَبِّبْ إلَيْنَا الْإيمَانَ وَزَيِّنْهُ فِي
قُلُوْبِنَا وَكَرِّهْ إلَيْنَا الْكُفْرَ وَالْفُسُوْقَ وَالْعِصْيَانَ
وَاجْعَلْنَا مِنَ الرَّاشِدِيْنَ
Ya Allah, jadikanlah kami mencintai
keimanan dan hiasilah keimanan tersebut dalam hati kami. Dan jadikanlah kami
membenci kekufuruan, kefasikan dan kemaksiatan dan jadikanlah kami termasuk
orang yang mendapat petunjuk.
اَللَّهُمَّ أَعِزَّ الْإسْلاَمَ وَالْمُسْلِمِيْنَ وَأَذِلَّ
الشِّرْكَ وَالْمُشْرِكِيْنَ وَدَمِّرْ أعْدَاءَ الدِّينِ وَاجْعَلْ دَائِرَةَ
السُّوْءِ عَلَيْهِمْ يَا رَبَّ الْعَالَمِيْنَ اَللَّهُمَّ فَرِّقْ جَمْعَهُمْ
وَشَتِّتْ شَمْلَهُمْ وَخُذْهُمْ أَخْذَ عَزِيْزٍ مُقْتَدِرٍ إنَّكَ رَبُّنَا
عَلَى كُلِّ شَيْئٍ قَدِيْرٍ يَا رَبَّ الْعَالَمِيْنَ
Ya Allah, muliakanlah Islam dan umat
Islam, hinakanlah syirik dan orang-orang musyrik, hancurkanlah musuh agama,
jadikan keburukan melingkari mereka, wahai Rabb alam semesta. Ya Allah, cerai
beraikan persatuan dan kekuatan mereka, siksalah mereka, sesungguhnya Engkau
berkuasa atas segala sesuatu, wahai Rabb alam semesta. Ya Allah, cerai beraikan
persatuan dan kekuatan mereka, siksalah mereka, sesungguhnya Engkau berkuasa
atas segala sesuatu, wahai Rabb alam semesta.
اللَّهُمَّ إِنِّا نَسْأَلُكَ الثَّبَاتَ فِي الْأَمْرِ
وَالْعَزِيمَةَ عَلَى الرُّشْدِ وَنَسْأَلُكَ شُكْرَ نِعْمَتِكَ وَحُسْنَ
عِبَادَتِكَ وَنَسْأَلُكَ قَلْبًا سَلِيمًا وَلِسَانًا صَادِقًا وَنَسْأَلُكَ مِنْ
خَيْرِ مَا تَعْلَمُ وَنَعُوذُ بِكَ مِنْ شَرِّ مَا تَعْلَمُ وَنَسْتَغْفِرُكَ
لِمَا تَعْلَمُ
Ya Allah kami memohon kepadaMu
keteguhan dalam melaksanakan ajaranMu dan kekuatan tekad untuk menepati jalan
petunjuMu, Kami memohon kepadaMu untuk dapat mensyukuri ni'matMu dan beribadah
menghambakan diri dengan baik kepadaMu, Kami memohon kepadamu hati yang suci
sejahtera dan lisan yang jujur. Kami memohon kepadaMu kebaikan yang Engkau Maha
Mengetahuinya. Dan kami berlindung kepadaMu dari kejahatan yang Engkau Maha
Mengetahuinya
اللَّهُمَّ إِنّا نَسْأَلُكَ الْعَافِيَةَ فِي الدُّنْيَا
وَالْآخِرَةِ اللَّهُمَّ إِنِّا نَسْأَلُكَ الْعَفْوَ وَالْعَافِيَةَ فِي دِينِنا
وَدُنْيَاناَ وَأَهْلِنا وَمَالِنا اللَّهُمَّ اسْتُرْ عَوْراَتِنا وَآمِنْ
رَوْعَاتِنا اللَّهُمَّ احْفَظْنَا مِنْ بَيْنِ أيْدِيناَ وَمِنْ خَلْفِنا وَعَنْ
يَمِينِنَا وَعَنْ شِمَالِنا وَمِنْ فَوْقِنا ونَعُوذُ بِعَظَمَتِكَ أَنْ
نُغْتَالَ مِنْ تَحْتِنا
Ya Allah kami mohon kepadaMu,
keampunan dan kesejahteraan bagi agama dan urusan dunia kami, bagi keluarga dan
harta kami. Ya Allah tutuplah aib dan cela kami, Dan ubahlah rasa takut kami
menjadi rasa aman damai, Peliharalah kami dari depan dan dari belakang kami,
Dari Kanan dan dari kiri kami, Dan dari atas kami dan dari bawah kami, Dan kami
berlindung di bawah kemahaagunganMu, Dari malapetaka yang ditimpakan kepada
kami, dari arah bawah kami,
اللَّهُمَّ اقْسِمْ لَنَا مِنْ خَشْيَتِكَ مَا يَحُولُ
بَيْنَنَا وَبَيْنَ مَعَاصِيكَ وَمِنْ طَاعَتِكَ مَا تُبَلِّغُنَا بِهِ جَنَّتَكَ
وَمِنْ الْيَقِينِ مَا تُهَوِّنُ بِهِ عَلَيْنَا مُصِيبَاتِ الدُّنْيَا
وَمَتِّعْنَا بِأَسْمَاعِنَا وَأَبْصَارِنَا وَقُوَّتِنَا مَا أَحْيَيْتَنَا
وَاجْعَلْهُ الْوَارِثَ مِنَّا وَاجْعَلْ ثَأْرَنَا عَلَى مَنْ ظَلَمَنَا
وَانْصُرْنَا عَلَى مَنْ عَادَانَا وَلَا تَجْعَلْ مُصِيبَتَنَا فِي دِينِنَا
وَلَا تَجْعَلْ الدُّنْيَا أَكْبَرَ هَمِّنَا وَلَا مَبْلَغَ عِلْمِنَا وَلَا
تُسَلِّطْ عَلَيْنَا مَنْ لَا يَرْحَمُنَا
Ya Allah, anugerahkan kepada kami
rasa takut kepada-Mu yang membatasi antara kami dengan perbuatan maksiat
kepadamu dan berikan ketaatan kepada-Mu yang mengantarkan kami ke surga-Mu dan
anugerahkan pula keyakinan yang akan menyebabkan ringan bagi kami segala
musibah di dunia ini. Ya Allah, anugerahkan kepada kami kenikmatan melalui
pendengaran, penglihatan dan kekuatan selama kami masih hidup dan jadikanlah ia
warisan bagi kami. Dan jangan Engkau jadikan musibah atas kami dalam urusan
agama kami dan janganlah Engkau jadikan dunia ini cita-cita kami terbesar dan
puncak dari ilmu kami dan jangan jadikan berkuasa atas kami orang-orang yang
tidak mengasihi kami.
رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ
حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ
Wahai Tuhan kami, karuniakan kepada
kami kebaikan di dunia dan di akhirat, dan peliharalah kami dari adzab api
neraka
وَصَلِّ اَللَّهُمَّ عَلَى عَبْدِكَ وَرَسُوْلِكَ سَيِّدِنَا
مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ وَالْحَمْدُ ِللهِ رَبَّ اْلعَالَمِيْنَ.
عِبَادَ اللهُ إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ
وَاْلإِحْسَانِ وَإِيْتَاءِ ذِى الْقُربَى وَيَنْهَى عَنِ الْفَخْشَاءِ
وَالْمُنْكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ فَاذْكُرُوا
اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلَى نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ
وَاسْأَلُوْهُ مِنْ فَضْلِهِ يُعْطِكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ اكْبَرُ
وَالسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
Silahkan baca juga >>>>:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar